Friday, June 19, 2009

d' sicrid guardian angel (part VI)

Aira's diary


Hari ini gue abis sharing sama Hanni. Puassss banget. Hanni emang paling dewasa kalo soal kaya ginian. Hehehehe. Dan hari ini memtuskan untuk tetap memperjuangkan harapan gue. Yaitu.. punya cowok yang bisa nerima gue apa adanya. Tanpa harus jadi sempurna. Tanpa rasa canggung, karena gue tau, cowok itu bakal tetep sayang sma gue walaupun gue ngelakuin perbuatan sekonyol atau sebodoh apapun. Cowok yang pastinya bakal lebih seneng kalo gue bertindak sesuai apa yang gue inginkan. Cowok yang bisa jadi kaka gue, sahabat, dan cowok gue sekaligus.. Ngga perlu mengumbar rasa sayang pake kata kata yang terkadang malah ngga bisa di percaya. Cowok yang setiap harinya punya ide kreatif untuk ngungkapin rasa sayangnya, ngga hanya pake media kata atau rayuan gombal. Iya. menyenangkan rasanya membayangkan semua itu. Tapi, menyedihkan kalo berfikir, apa akan ada Anthony yang ke dua atau ke tiga dan seterusnya ?? mudah mudahan..

Aira Nevachirra

@ @ @

Hanya perlu waktu 2 bulan untuk mengikatkan rasa sayang Dia dan Hanni. Yap. Dalam waktu yang tidak lama mereka menjalaninya seperti air mengalir. Berbeda dengan Hanni dan Dea, yang masih asiik menikmati masa 'sendirinya'. Hingga akhirnya ujian ke empat di semester pertama di mulai.
Aira datang kesiangan pagi ini. Mungkin karena tadi malam pikirannya di penuhi angka yang membuatnya sulit tidur. Bahkkan semua angka angka itu masih mengganggu Aira di dalam mimpinya.
Aira menaruh tasnya dan membuka buka Matematika nya. Ya. 1 kata. Matematika. Membuatnya hampir gila semalaman ini. Seperti biasa, Aira membahas beberapa soal yang dia anggap sulit bersama teman temannya. Sekilas, Aira melihat bangku sebelahnya di duduki anak kelas X. Perempuan, pikirnya.
Hingga bel berbunyi, Aira sibuk membereskan buku nya dan menyiapkan kartu ujiannya. Aira pun duduk lagi di bangkunya setelah menaruh tas nya di depan kelas.
Tapi Aira sempat terperangah saat melihat seorang cowok duduk di sampingnya. "tadi perasaan cewek dehh.." batinnya.
Tapi sudahlah, tidak penting membahas hal seperti itu sekarang. Toh, tidak berpengaruh apakah cowok atau cewek yang duduk di situ. Yang penting mudah di ajak kerjasama, begitu pikirnya.
Soal pertama di bagikan dan yaap, karena dia mendapatkan bangku paling depan, sinar matahari yang masuk melalui celah celah pintu sedikit mengganggunya. "Silaauu,," desisnya pelan. "Silau ??" tanya cowok yang duduk disebelah Aira itu. Aira hanya mengangguk polos dan cowok itu dengan polos juga bangkit dari kursinya dan menutup pintu yang sejak tadi di buka oleh guru guru yang menyinggahi kelas Aira. "Nama gue Virgo.." katanya terdengar sedikit cuek. Karena matanya masih tertuju pada soal, tapi mulutnya berbicara pada Aira. Membingungkan. "Airaa.." jawabnya pelan. Cowok itu hanya mengangguk.
Waktu yang tersisa tinggal setengah jam lagi, tapi Lembar jawaban Aira masih terlihat sepi. 15 nomer terlihat masih kosong. Begitu juga dengan teman teman satu ruangan Aira. Semua anak kelas sebelas terlihat masih berjibaku dengan soal super duper sulit itu. Sedangkan anak kelas sepuluh justru dengan senyum yang terpampang, seolah baru selesai dan memenangkan peprangan, justru dengan entengnya keluar dari kelas. Mungkin hanya tersisa 5 sampai 6 orang lagi untuk anak kelas sepuluh.
Aira mulai tidak tenang. Kakinya mulai susah diam. Detik demi detik suara jam di pergelangan tangannya membuat ia semakin setres. "Akhirnya selesai jugaa.." ucap Virgo pelan. "Adu duh.. madesu banget sih nih mtk gue.. suraa.. mana anak kelas sepuluhnya uda pada keluar lagii.. kan kalo sepi jadi susah nyontekk..kalo sendiri, nanyanya kan jadi gerogi,, takut..ahh,, jahat.." balasnya tak sadar. Mungkin ia tidak bermaksud menimpali ucapan Virgo. Tapi Virgo terlihat mengerti.
30 menit waktu penyiksaan itu berlalu, hingga Aira selesai dengan soal nya. Setelah beberapa temannya keluar kelas, ia pun memutuskan untuk udahan. "udah selesaii ??" tanya Virgo. "udaaah" jawab Aira sambil tersenyum lebar. Lagi lagi tanpa sadar. Aira menoleh ke arah Virgo yang sedang merapihkan LJK nya. "syukur dehh" jawabnya pelan. Aira baru menyadari satu hal. Virgo satu satunya murid kelas sepuluh yang tersisa. Aira semakin terperangah saat materi yang di ujikan ternyata termasuk mta pelajaran mudah untuk Virgo. Bahkan dari waktu satu stengah jan yang di berikan, hanya membutuhkan setengahnya untuk menyelesaikan soal yang di kerjakan. Terlebih,, saat Aira sadar, Virgo tadi bilang,, dia sudah menyelesaikan soalnya setengah jam sebelum jam berakhir. Apa itu tandanya?? Virgo sengaja menunggu Aira , agar dapat membantu Aira jika Aira butuh bantuannya ? Mungkin hanya hipotesis tanpa alasan. Tapi bagaimana jika Virgo melakukan hal itu terus menerus hingga 6 pelajaran berlalu. Dan ujian memasuki hari ke 3. Bagaimana jika Aira merasa bahwa ada seseorang yang menjaganya selama ujian ini ? menjaganya dari guru gru killer yang mengawas diruangannya, yang terkadang membuat Aira down terlebih dahulu. Dan saat Aira menyadarinya, ia menemukan sebuah fakta. Virgo selalu menunggu Aira selesai mengerjakan soalnya, baru setelah itu ia keluar kelas. Apa ini berarti.....

@ @ @

No comments:

Post a Comment